Menurut etimologinya, kata Apostasía berasal dari bahasa Latin "apostasĭa" dan ini berasal dari suara Yunani "σταποστασία", dengan unsur leksikal seperti awalan "απο" atau "apo" yang bermaksud "di luar", entri "στασις" atau "Stasis" yang bermaksud "meletakkan" atau "meletakkan", ditambah akhiran Yunani "sis" yang menunjukkan tindakan dan akhiran "ia" yang menunjukkan "kualiti. Murtad dalam pengertian umum dapat didefinisikan sebagai pengabaian, penarikan atau penolakan kepercayaan terhadap agama tertentu, atau di sisi lain, itu adalah pengunduran diri atau penolakan satu pihak atau institusi untuk kemudian menjadi bagian dari yang lain, yaitu, itu merujuk kepada perubahan doktrin atau pendapat.
Perkataan ini berkait rapat dengan bidang keagamaan untuk menggambarkan pemergian yang tidak teratur dari perintah atau institusi agama; prestasi ulama yang secara amnya membebaskan dirinya dari keadaannya, melanggar atau melanggar kewajiban agamanya. Seperti yang ditunjukkan oleh kitab suci kemurtadan adalah pengabaian iman sepenuhnya kepada Kristus. Dengan kata lain, orang yang murtad menolak atau meninggalkan ideal, agama atau doktrin asas yang telah diperolehnya; dan mengatakan pengabaian iman atau kepercayaan tidak hanya mengabaikan Yesus Kristus tetapi juga mengabaikan perintah, ajaran dan nasihatnya, ini berarti dia bertindak melawan kehendak Tuhan.
Pada masa ini murtad dituntut sebagai hak oleh kewarganegaraan, sehingga menjadi bagian dari hak kebebasan hati nurani dan semua kebebasan beribadah. Harus diingat bahawa dalam bahasa Yunani modern, kata yang sesuai dengan "Αποστασία" atau dalam bahasa kita murtad tidak selalu mengungkapkan rasa keagamaan, yang terjadi dalam kasus kemurtadan 1965, dalam bahasa Yunani "Αποστασία" tidak digunakan untuk tujuan beragama.